Wakil Ketua Komisi IX DPR RI: drg Putih Sari dan Dr Hj Nihayatul Wafiroh MA Dukung LAMFI Gelar 3rd Annual Scientific Meeting, Anniversary dan Faskes Award: Komitmen 3 Tahun dalam Transformasi Mutu Fasilitas Kesehatan Penguatan Akreditasi, SDM Kesehatan, dan Kolaborasi Strategis Bersama Pemerintah dan Legislatif

Yogyakarta, 26 Juli 2025 — Dalam rangka memperingati tiga tahun eksistensinya, Lembaga Akreditasi Mutu Fasyankes Indonesia (LAMFI) menggelar rangkaian acara nasional bertajuk “Tiga Tahun Komitmen Akreditasi LAMFI: Transformasi Digital dalam Peningkatan Mutu, SDM, dan Keselamatan Pasien di Fasyankes.” Acara yang diselenggarakan secara hybrid di Hotel Malioboro, Yogyakarta dan daring melalui Zoom ini menjadi ajang refleksi atas kontribusi nyata LAMFI dalam membangun budaya mutu fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) di Indonesia. LAMFI bekerja sama dengan PT Lam Pintar Paripurna—lembaga pendidikan dan pelatihan terakreditasi Kementerian Kesehatan RI—untuk memperkuat peran peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalam era digital. Tokoh Strategis Hadir dan Dukung Komitmen LAMFI Sejumlah tokoh nasional hadir dan memberikan dukungan langsung, di antaranya Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU (Menteri Kesehatan RI), dan Dirjen Kesehatan lanjutan dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., AAK (Dirut BPJS Kesehatan), drg. Putih Sari dan Dr Hj Nihayatul Wafiroh (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI), Yunita Dyah Suminar, SKM, M.Sc, M.Si (Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah),drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes (Kepala Dinkes DIY), Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Yogyakarta. Dalam sambutannya, drg. Putih Sari, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, menyampaikan bahwa DPR, khususnya Komisi IX, memiliki perhatian serius terhadap permasalahan kualitas dan ketersediaan tenaga kesehatan. “Transformasi layanan primer tidak bisa dilepaskan dari peran akreditasi. LAMFI telah membuktikan bahwa sistem akreditasi bukan sekadar administratif, tetapi strategi penguatan mutu dan keberlanjutan layanan faskes. Kami mendorong kolaborasi akreditasi dan pelatihan seperti LAMFI dan Lam Pintar untuk menjadi mitra negara dalam penguatan mutu faskes dan nakes kita, terutama dalam menjawab tantangan keterbatasan distribusi tenaga kesehatan,” tegasnya. Komitmen Ketua Umum LAMFI: Budaya Mutu, K3, dan Ketahanan Fasyankes Ketua Umum LAMFI, dr. M Makky Zamzami MARS, dalam pidatonya menegaskan bahwa lembaganya hadir bukan hanya untuk mengevaluasi, melainkan mendampingi fasilitas kesehatan agar mampu bertahan, berkembang, dan unggul dalam pelayanan. "LAMFI berkomitmen menanamkan budaya mutu sebagai nafas dari seluruh proses pelayanan kesehatan. Dalam tiga tahun ini, kami telah mengakreditasi ribuan faskes di seluruh Indonesia. Namun pekerjaan kami belum selesai. Tantangan ke depan adalah memastikan bahwa akreditasi betul-betul berdampak pada peningkatan keselamatan pasien, integritas SDM, serta ketahanan sistem pelayanan kesehatan nasional," ujar Ketua Umum LAMFI dr Makky Zamzami, MARS LAMFI juga menekankan bahwa integrasi aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta perlindungan sosial melalui universal coverage seperti BPJS Ketenagakerjaan harus menjadi bagian dari standar akreditasi. “Jika cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan nasional baru mencapai sekitar 37%, maka kita bisa bayangkan masih banyak faskes dan tenaga kesehatannya yang belum terlindungi secara optimal. Akreditasi harus menjadi gerakan kolektif menuju kesejahteraan dan keselamatan tenaga kesehatan,” tegas Surotul Ilmiyah, SKM, MKM, Ph.D, Sekretaris Jenderal LAMFI. Fasyankes Award dan Pelantikan Surveior Nasional. Dalam kegiatan tersebut juga diselenggarakan Fasyankes LAMFI Award untuk memberikan apresiasi kepada fasilitas kesehatan terakreditasi yang telah menunjukkan inovasi dan keberlanjutan mutu. Kategori penghargaan meliputi: Inovasi GERMAS dan Pemberdayaan Masyarakat, Inovasi Mutu Pelayanan, K3, dan Manajemen Limbah, Inovasi Teknologi Informasi Kesehatan. Selain itu, LAMFI juga melantik puluhan surveior baru, menyelenggarakan rapat kerja pengurus nasional dan regional, serta menggelar Gala Dinner dan Silaturahmi Nasional Surveior. Sinergi Lintas Sektor: Masa Depan Layanan Kesehatan Indonesia LAMFI berharap kegiatan ini menjadi momentum memperkuat sinergi antara lembaga akreditasi, institusi pelatihan tenaga kesehatan seperti Lam Pintar Paripurna, pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan lainnya untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan Indonesia yang adaptif, berkualitas, dan berkeadilan. Sebagai lembaga yang mendukung sertifikasi nasional dan internasional. LAMFI berharap Pemerintah memiliki kebijakan bahwa Lembaga Penyelenggara Akreditasi (LPA) dapat diakreditasi oleh lembaga nasional dibandingkan dengan akreditasi internasional ISQua (International Society for Quality in Health Care) mengingat yang mengetahui kualitas dari lembaga akreditasi adalah Kementerian Kesehatan RI. dengan adanya akreditasi nasional ini semakin memperkuat nasionalisme untuk penguatan faskes kita di Indonesia. LAMFI siap memperluas kontribusi dan peran akreditasi sebagai penggerak transformasi mutu layanan kesehatan. “Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kolaborasi lintas LPA yang selama ini telah menjadi bagian penting dari upaya peningkatan mutu layanan kesehatan di Indonesia. LAMFI sangat mendukung penguatan sistem akreditasi nasional, dan berharap pemerintah dapat menetapkan kebijakan agar Lembaga Penyelenggara Akreditasi (LPA) cukup diakreditasi oleh lembaga nasional yang kredibel, dibandingkan harus selalu bergantung pada akreditasi internasional seperti ISQua. Sebab, yang paling memahami konteks dan kebutuhan mutu di Indonesia adalah bangsa kita sendiri. Dengan memperkuat akreditasi nasional, kita tidak hanya meningkatkan mutu layanan, tapi juga membangun semangat nasionalisme dalam penguatan faskes di seluruh Indonesia. LAMFI siap memperluas kontribusi dalam mewujudkan transformasi mutu layanan kesehatan yang inklusif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujar dr makky.

Divisi Media dan Publikasi LAMFI

7/31/20253 min read

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI: drg Putih Sari dan Dr Hj Nihayatul Wafiroh MA Dukung LAMFI Gelar 3rd Annual Scientific Meeting, Anniversary dan Faskes Award: Komitmen 3 Tahun dalam Transformasi Mutu Fasilitas Kesehatan Penguatan Akreditasi, SDM Kesehatan, dan Kolaborasi Strategis Bersama Pemerintah dan Legislatif

Yogyakarta, 26 Juli 2025 — Dalam rangka memperingati tiga tahun eksistensinya, Lembaga Akreditasi Mutu Fasyankes Indonesia (LAMFI) menggelar rangkaian acara nasional bertajuk “Tiga Tahun Komitmen Akreditasi LAMFI: Transformasi Digital dalam Peningkatan Mutu, SDM, dan Keselamatan Pasien di Fasyankes.”

Acara yang diselenggarakan secara hybrid di Hotel Malioboro, Yogyakarta dan daring melalui Zoom ini menjadi ajang refleksi atas kontribusi nyata LAMFI dalam membangun budaya mutu fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) di Indonesia. LAMFI bekerja sama dengan PT Lam Pintar Paripurna—lembaga pendidikan dan pelatihan terakreditasi Kementerian Kesehatan RI—untuk memperkuat peran peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalam era digital.

Tokoh Strategis Hadir dan Dukung Komitmen LAMFI

Sejumlah tokoh nasional hadir dan memberikan dukungan langsung, di antaranya Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU (Menteri Kesehatan RI), dan Dirjen Kesehatan lanjutan dr. Azhar Jaya, S.H., SKM, MARS, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., AAK (Dirut BPJS Kesehatan), drg. Putih Sari dan Dr Hj Nihayatul Wafiroh (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI), Yunita Dyah Suminar, SKM, M.Sc, M.Si (Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah),drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes (Kepala Dinkes DIY), Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Yogyakarta.

Dalam sambutannya, drg. Putih Sari, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, menyampaikan bahwa DPR, khususnya Komisi IX, memiliki perhatian serius terhadap permasalahan kualitas dan ketersediaan tenaga kesehatan. “Transformasi layanan primer tidak bisa dilepaskan dari peran akreditasi. LAMFI telah membuktikan bahwa sistem akreditasi bukan sekadar administratif, tetapi strategi penguatan mutu dan keberlanjutan layanan faskes. Kami mendorong kolaborasi akreditasi dan pelatihan seperti LAMFI dan Lam Pintar untuk menjadi mitra negara dalam penguatan mutu faskes dan nakes kita, terutama dalam menjawab tantangan keterbatasan distribusi tenaga kesehatan,” tegasnya.

Komitmen Ketua Umum LAMFI: Budaya Mutu, K3, dan Ketahanan Fasyankes

Ketua Umum LAMFI, dr. M Makky Zamzami MARS, dalam pidatonya menegaskan bahwa lembaganya hadir bukan hanya untuk mengevaluasi, melainkan mendampingi fasilitas kesehatan agar mampu bertahan, berkembang, dan unggul dalam pelayanan.

"LAMFI berkomitmen menanamkan budaya mutu sebagai nafas dari seluruh proses pelayanan kesehatan. Dalam tiga tahun ini, kami telah mengakreditasi ribuan faskes di seluruh Indonesia. Namun pekerjaan kami belum selesai. Tantangan ke depan adalah memastikan bahwa akreditasi betul-betul berdampak pada peningkatan keselamatan pasien, integritas SDM, serta ketahanan sistem pelayanan kesehatan nasional," ujar Ketua Umum LAMFI dr Makky Zamzami, MARS

LAMFI juga menekankan bahwa integrasi aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta perlindungan sosial melalui universal coverage seperti BPJS Ketenagakerjaan harus menjadi bagian dari standar akreditasi.

“Jika cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan nasional baru mencapai sekitar 37%, maka kita bisa bayangkan masih banyak faskes dan tenaga kesehatannya yang belum terlindungi secara optimal. Akreditasi harus menjadi gerakan kolektif menuju kesejahteraan dan keselamatan tenaga kesehatan,” tegas Surotul Ilmiyah, SKM, MKM, Ph.D, Sekretaris Jenderal LAMFI.

Fasyankes Award dan Pelantikan Surveior Nasional. Dalam kegiatan tersebut juga diselenggarakan Fasyankes LAMFI Award untuk memberikan apresiasi kepada fasilitas kesehatan terakreditasi yang telah menunjukkan inovasi dan keberlanjutan mutu. Kategori penghargaan meliputi: Inovasi GERMAS dan Pemberdayaan Masyarakat, Inovasi Mutu Pelayanan, K3, dan Manajemen Limbah, Inovasi Teknologi Informasi Kesehatan.

Selain itu, LAMFI juga melantik puluhan surveior baru, menyelenggarakan rapat kerja pengurus nasional dan regional, serta menggelar Gala Dinner dan Silaturahmi Nasional Surveior.

Sinergi Lintas Sektor: Masa Depan Layanan Kesehatan Indonesia

LAMFI berharap kegiatan ini menjadi momentum memperkuat sinergi antara lembaga akreditasi, institusi pelatihan tenaga kesehatan seperti Lam Pintar Paripurna, pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan lainnya untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan Indonesia yang adaptif, berkualitas, dan berkeadilan.

Sebagai lembaga yang mendukung sertifikasi nasional dan internasional. LAMFI berharap Pemerintah memiliki kebijakan bahwa Lembaga Penyelenggara Akreditasi (LPA) dapat diakreditasi oleh lembaga nasional dibandingkan dengan akreditasi internasional ISQua (International Society for Quality in Health Care) mengingat yang mengetahui kualitas dari lembaga akreditasi adalah Kementerian Kesehatan RI. dengan adanya akreditasi nasional ini semakin memperkuat nasionalisme untuk penguatan faskes kita di Indonesia. LAMFI siap memperluas kontribusi dan peran akreditasi sebagai penggerak transformasi mutu layanan kesehatan.

“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kolaborasi lintas LPA yang selama ini telah menjadi bagian penting dari upaya peningkatan mutu layanan kesehatan di Indonesia. LAMFI sangat mendukung penguatan sistem akreditasi nasional, dan berharap pemerintah dapat menetapkan kebijakan agar Lembaga Penyelenggara Akreditasi (LPA) cukup diakreditasi oleh lembaga nasional yang kredibel, dibandingkan harus selalu bergantung pada akreditasi internasional seperti ISQua. Sebab, yang paling memahami konteks dan kebutuhan mutu di Indonesia adalah bangsa kita sendiri. Dengan memperkuat akreditasi nasional, kita tidak hanya meningkatkan mutu layanan, tapi juga membangun semangat nasionalisme dalam penguatan faskes di seluruh Indonesia. LAMFI siap memperluas kontribusi dalam mewujudkan transformasi mutu layanan kesehatan yang inklusif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujar dr makky.